Friday, January 19, 2007

PEREMPUAN, dilema atau kelemahan?

Temen gw, Sitta, kasih komen di post gw yg judulnya Become a Woman Architect. Di post itu gw mempertanyakan para pria yg masih memandang perempuan dgn sebelah mata. Menurut Sitta, sikap seperti itu mungkin dipicu krn perempuan sendiri yg gemar menunjukkan kelemahannya.

Gw sempat berpikir sesaat pas gw abis baca komennya Sitta.
Apa benar, perempuan gemar menunjukkan kelemahannya krn mereka memang lemah atau perempuan menunjukkan kelemahannya utk mendapatkan tujuannya?

Gw jadi inget omongan Dhani Dewa di salah satu acara infotainment :
"Perempuan ya perempuan. Laki ya laki. Perempuan gak bisa jadi laki. Laki juga gak bener kalo nyoba jadi perempuan. "
Pemikiran yg bagus.
Walaupun gw ragu latar belakang pemikiran Dhani sama seperti gw.
Krn dalam statement berikutnya Dhani bilang :
"Perempuan kodratnya utk jadi lembut. Laki-laki kodratnya utk jadi keras. "

Apa yg dia maksud dengan lembut?
Apakah itu lemah?
Apa yg dia maksud dengan keras?
Apakah itu berkuasa?

Gak tau, krn wartawannya kayaknya gak sempat merenung utk melontarkan pertanyaan atas ucapan gamblang Dhani yg berkesan ambigu, menurut gue.

So,
Dari semua perang atau perjuangan gender..., gw merasa tertegun mendengar pernyataan Dhani. Kodrat.
Satu kata itu yg sering menjadi pertanyaan atau pertentangan.
Kodrat sebagai seorang wanita dan kodrat sebagai seorang pria.
Terlalu banyak items yg harus dijabarkan utk itu.

Tapi,
Just a thought,
mungkin at the end of the world, Tuhan akan minta pertanggung jawaban kita akan kodrat yg dia titipkan. Apapun arti kodrat itu.
Mungkin begini isi pertanyaan Tuhan :
Apakah engkau sudah menjadi wanita yang sebenarnya?
Apakah engkau sudah menjadi pria yang sebenarnya?
Apakah engkau sudah menjadi istri yang sebaiknya?
Apakah engkau sudah menjadi suami yang sebaiknya?
Apakah engkau sudah menjadi ibu yang sebijaknya?
Apakah engkau sudah menjadi bapak yang sebijaknya?

Laki-laki memang bukan perempuan.
Perempuan memang bukan laki-laki.
Tp Tuhan tidak menciptakan perbedaan itu sebagai jurang,
melainkan keseimbangan.

6 comments:

Sitta said...

Nama temennya mirip sama nama saya ya :D

Kayanya dhani belum pernah ikut gender training tuh; soalnya kodrat itu bukannya hal yang diwakili oleh kata sifat, tapi cenderung ke hal yang diwakili oleh kata benda (biasanya berhub dengan alat reproduksi).

Kodrat perempuan misalnya punya rahim, kelenjar mamae, dsb. Trus kodrat pria ya punya testis, penis, dsb. Soal karakter sih segala pria-wanita ya sama aja. Ada kok perempuan yang keras n laki2 yang lemah lembut; dan itu ga ngurangin nilainya sebagai anggota salah satu gender ttt. Tapi kerasnya laki dg perempuan memang beda lah, suara aja beda, kan hormonnya beda?

Kalo soal aturan, orang yang ga jadiin agama sebagai referensinya, aturan mengenai gender biasa disebut 'kontrak sosial'. Sedangkan bagi yang lebih religius, menurut saya, mesti nerima 'aturan' dari Tuhan. Karena manusia ini memang makhluk yang ga selalu bisa ngatur dirinya sendiri; bukankah agama juga diambil dari kata a gama yang artinya (lebih kurang) 'tidak berantakan'.

Intinya dari sisi hak azazi, pria wanita itu sama, namun dalam kehidupan sosialnya ada aturan yang mesti dipilih.. *serius ga sih cara ngomong saya ehehehehe*

kbers said...

Boleh dong kasi komen apalagi temanya, ampun.
Perempuan dan laki-laki itu memang beda, sejak di ciptakan. Jadi jangan pernah ada upaya untuk menyamakan. Hanya saja, perempuan itu lebih kuat. Sst jangan marah dulu kaum lelaki, akui saja.
Kenapa lebih kuat,ya inget aja deh, waktu hawa diciptakan dari tulang rusuk adam kan, jadi si adam sudah kehilangan tulang rusuknya satu...jadi tadinya dua, tinggal satu, ya artinya tidak sekuat ketika tulang rusuknya dua.
Perempuanlah tulung rusuk itu dan kenyataannya dibalik kesuksesan lelaki, lihat siapa yang dibelakangnya perempuan bukan?
Pff...kadang banyak kaum adam ndak terima ini termasuk pacar. Tapi biar aja, memang kenyataannya perempuan memang lebih kuat bukan...
Tapi akhirnya ketemua kata menyeleraskan...artinya tidak ada yang kuat dan lemah. Cuma kalau ada lelaki sok...lupa ya dia tulang rusuknya tinggal satu.

ika stanie said...

kenapa wanita diibaratkan sebagai tulang rusuknya lelaki??
karena letaknya dekat di jantung dan ia melindungi jantung dari segala benturan yg memungkinkan..
yg mengartikan perempuan bisa 'berfungsi sebagai pelindung'

tapi inget lagi bahan dasarnya tulang rusuk,mudah patah kalau diperlakukan dengan kasar (ketika kita mencoba ngebengkokin tulang rusuk, pasti setelah beberapa lama ia akan patah)

intinya, wanita itu kuat,mengandung seluruh anaknya selama +- 280 hari dgn berat yg bertambah-tambah..
coba,mana ada laki yg kuat di'ganduli' perut dgn berat sekitar 4 kiloan selama beberapa bulan,kan?

dilain sisi,wanita emang lemah karena hatinya terlalu lembut,soft bgt untuk disakiti oleh laki-laki (makanya laki-laki bertugas melindungi wanita dgn gentle-man...hehe)

yups,begitu bnyk kemuliaan wanita,bahkan dr sisi wanita saja sudah seimbang:
wanita ada kuatnya,tapi ada lemahnya..

(maaf saya belum baca blog mba riri yg dulu ttg wanita itu.tp udah kasih komen duluan,mgkn komen saya ada kemiripan dgn blog mba,maaf ya mba..semangat sih...)

Anonymous said...

saya gak yakin laki-laki bisa hidup tanpa wanita...

Anonymous said...

gimana caranya biar bisa kasih comment?

send me lembar_utama@yahoo.com

dhey said...

berat nih temanya..

"Perempuan ya perempuan. Laki ya laki. Perempuan gak bisa jadi laki. Laki juga gak bener kalo nyoba jadi perempuan. "

hmm.. dalem..

coba search "Nong Poy" mbak..
dia laki2 yang sanggup menaklukkan laki2 lain dengan cara yg ga mungkin dilakukan laki2 umumnya.

satu2nya problem dia mungkin soal "susu ULTRA"?

yah, at least itu ngebuktiin ada juga laki2 yg bener2 pengen jadi perempuan..

kok tiba2 gw jadi feminis ya?
damn, Nong Poy..