Friday, February 22, 2008

I'M ONLY HUMAN

Abis baca komen org2 tentang novel gw. Tau gak apa yg gw lakuin? Gw buka dulu komen yg muji2 gw dong... so pasti. Abis itu gw mikir2 sesaat utk komen yg selintas kayaknya agak2 ngritik gw... buka... gak... buka... gak... buka...
Akhirnya gw browsing yg laen2 dulu, trus balik lagi liat komen org2. Setelah menyiapkan diri utk berbesar hati, akhirnya gw memberanikan diri utk ngeliat kritikan yg ditujukan utk novel perdana gw yg gak nambah2 lagi jd novel ke2, 3, 4, dst. itu.
Dan hasilnya?
AUW!!!
Besok2 gw baca komen yg muji2 gw aja ah....
HUAHAHAHA....



Hmmm... gimanapun... I'm only human bukan celengan babi.
Ya iyalah...

BEING AN ARCHITECT

Gw abis ketemu sama beberapa arsitek dari yang masuk dlm kategori 'hebat' sampai yg msh berada dlm kategori 'ordinary', dari yg 'terkenal' sampai yg sedang berusaha untuk bisa 'dikenal', dari yg bisa hidup 'mapan' di karir ini sampai yg sedang dlm proses 'mengais-ngais penghasilan', dari yg lulusan 'luar negri' sampai yg keluaran universitas 'lokal', dari yg 'senior' sampai yg 'junior alias anak bawang'.
Setelah gw amati, kami2 (semoga gw gak termasuk dlm kategori 'kami') punya satu kesamaan, yaitu : angkuh.
Seperti layaknya para sarjana yg angkuh dgn ilmu yg mereka punya dan para sarjana yg angkuh dgn almamaternya.
Setiap kali seorang junior bertanya, maka para senior akan menjawab dgn tidak lupa menunjukkan kesan betapa bodohnya pertanyaan si junior dan betapa hebatnya mereka.
Setiap arsitek yg 'ordinary' bertanya kepada arsitek 'hebat', maka jawabannya akan disertai dgn senyuman yg seolah berkata "no wonder elo cuma gitu-gitu aja."
Arsitek lulusan lokal akan berusaha berbicara mengenai nilai2 tradisional dan permasalahan yg 'membumi' di bumi pertiwi ini.
Arsitek lulusan luar negri akan berusaha bicara dengan menggunakan persediaan kata dlm bhs inggris yg lebih tebal dr kamus. Tidak lupa memberikan perbandingan betapa hebatnya ilmu yg mereka dpt di negri seberang, betapa hebatnya sistem pendidikan di sana. Apalagi bagi mereka yg sempat bekerja di negri2 yg kata org adlh sumber inspirasi dari 'modernitas'.
Well,
gw pikir kami2 ini memang hebat. Yup. Arsitek gitu loh. Sudah sepantasnya kami memiliki keangkuhan sbg seorang seniman dan juga insinyur. Kombinasi yg luar biasa, gw rasa.
Gw cuma punya satu pertanyaan :

Kalau para arsitek kita sehebat keangkuhan mereka, kenapa kita belum bisa menjadi salah satu kiblat dalam dunia ini seperti halnya Singapura dan Jepang membalikkan nasib mereka?

Tp,
setelah beberapa saat merasa sedih, akhirnya gw dpt angin segar krn bertemu beberapa arsitek yg memang benar2 hebat (see... gw gak perlu kasih tanda petik utk kata hebat krn mreka emang benar2 hebat). Tau kenapa gw bilang mereka hebat? Karena mereka adlh arsitek yg humanis... dlm hal ini gw punya persepsi sendiri utk kata 'humanis', yaitu mereka2 yg tdk lupa bhw mereka hanyalah manusia yg berdiri di tengah bilyunan manusia lain.
Arsitek yg begitu bersemangat membagi apa yg mereka tahu, arsitek yg memandang para juniornya sebagai kolega dan kebodohan mereka hanyalah refleksi dari apa yg para senior pernah alami sekian tahun yg lalu.

Gw berharap arsitek2 seperti merekalah yg akan tumbuh subur. Arsitek2 yg mampu melahirkan arsitek hebat lainnya krn mereka tdk memandang rendah pada rekan2 sejawatnya sendiri. Arsitek2 yg tidak punya keinginan utk membentuk sebuah perkumpulan eksklusif seperti layaknya socialite.
Krn pada intinya, arsitek adlh mereka yg dari isi kepalanya melahirkan sebuah disain bangunan yg berfungsi utk mewadahi aktifitas manusia. Yg dari isi kepalanya melahirkan sebuah rencana utk sesuatu yg dibangun di atas bumi.
Jadi,
bukankah seharusnya kami lebih 'manusiawi' dan 'membumi'?

Thursday, February 21, 2008

ONE MILLION DOLLARS QUESTION

Ada satu pertanyaan utk para lelaki yg sering gw dengar. Dan jawabannya bikin isi kepala gw jumpalitan.
"Apa tipe perempuan impian lo?"
Jawabannya pasti panjang dong.
Tapi satu bagian dari jawaban itu yang bikin kulit di antara dahi gw berkerut.

"Putih"

Putih???
Dulu gw suka meradang kalau dengar jawaban itu, secara kulit gw emang nggak putih. Rasanya gw pingin teriak...
SO???
Emang apa masalahnya dengan perempuan berkulit cokelat atau keabu-abuan???

Tapi sekarang gw gak meradang lagi. Karena gw udah nemuin jawabannya.
So, here's one million dollar question.

KENAPA LAKI-LAKI SUKA SAMA PEREMPUAN BERKULIT PUTIH?

SIMPLE.
Karena mereka buta warna.