Hari minggu, 22 april 2007, gw diajak utk partisipasi dlm acara 'sekolah menulis' yg diselenggarain gagas media di kampus Al-Azhar.
Gw kebagian ngisi acara jumpa penulis. Maksudnya, peserta sekolah menulis ketemu sama penulis utk tukar pikiran.
Krn gw datang kepagian (harusnya session jumpa penulis jam 1 siang, tp jam 12 gw udah datang), akhirnya gw sempat nyimak sedikit sisa kegiatan sekolah menulis yg diadain dari pagi sekitar jam 9. Dan...
Gw bingung!
Kenapa juga gue yg diundang??? Apa penulis lain yg jam terbangnya udah tinggi kebetulan gak ada yg bisa datang dan akhirnya dgn terpaksa gw yg diundang dgn catatan drpd gak ada penulis yg datang??
Kenapa gw bingung?
Krn, para peserta pasti butuh masukan dr mereka yg udah sangat berpengalaman menulis dan bisa dikategorikan hebat. Sementara gue merasa kalo pengalaman gw dlm bidang tulis menulis yg sangat minim ini gak cukup utk memberi masukan pada mereka.
So,
ketika pada akhirnya waktu gue untuk maju ke depan podium tiba..., gue bingung mesti ngomong apa. Gue liat satu persatu wajah para peserta. Cuma satu yg kesan yang bisa gue tangkap : mereka sama bingungnya sama gue!
Finally gw tau kenapa gue harus bicara hari itu. Krn, gue bisa bercerita apa yg gue alami sebagai penulis baru. Gw gak lebih hebat dari mereka, gw gak lebih berpengalaman dari mereka, gw gak lebih tau dari mereka, dan satu yg pasti... gw gak lebih terkenal dari mereka.
So,
gw cuma bilang sama mereka : "Elo gak akan tau apa elo termasuk penulis yg baik atau buruk kalo elo gak pernah nyoba nulis. Jadi, mulailah menulis dan lupakan semua teori tentang bagaimana cara menulis yg baik dan benar."
Wajah mereka mulai santai dan mereka mulai tertawa.
Satu peserta pria bertanya sama gw, "Kalo kita udah coba menulis dan hasilnya buruk, kita coba lagi dan tetap buruk, apakah di titik itu kita harus menyadari kalau menulis adalah sebuah bakat dan kita tidak berbakat?"
Gw jawab : "Itu hak lo utk menilai diri lo. Tapi satu yg pasti, elo pasti akan menyesal kalo nggak mencoba."
Peserta pria yg lain bertanya, "Gw suka menulis dan pingin jadi penulis. Tapi setiap kali gue duduk di depan komputer or kertas kosong dan mau mulai menulis, gue merasa blank. Apa yg mesti gue lakuin?"
Gw jawab : "Mulai menulis walaupun itu cuma satu kata."
Peserta wanita bertanya, "Waktu elo dulu nulis marriagable, apa elo bikin plot tulisan?"
Gw jawab : "Nggak. Krn gw gak tau gimana caranya bikin plot."
Peserta wanita lain bertanya, "Karakter Flory yg elo bikin sangat kuat. Gimana caranya bisa bikin karakter sekuat itu?"
Gw jawab : "Karena sebagian dari Flory adalah gue."
Peserta pria bertanya, "Judul marriagable itu unik. Gimana caranya elo bisa bikin judul yg unik?"
Gw jawab : "Itu usul editor gw. Tadinya gw bikin judul 'Flory'. Tp menurut editor gw, judul itu kurang menjual."
Peserta wanita bertanya, "Banyak istilah dan joke yg elo buat sangat unik dan segar. Contohnya, elo bikin analogi rahim perempuan dengan susu ultra yg punya expired date dan sperma laki-laki dengan wine. Gimana caranya bisa bikin seperti itu?"
Gw jawab : "Bergaul. Punya banyak teman, baca banyak buku, nonton banyak film, dengerin banyak musik dan jangan lupa... baca tabloid dan nonton infotainment."
Peserta pria bertanya, "Sebagai langkah awal utk jadi novelis atau penulis, apa yg harus gue lakuin?"
Gw jawab : "Menulis."
Semua peserta tertawa. Mungkin jawaban gw gak cukup memberi pencerahan utk kebingungan mereka. Tapi satu yg pasti, mereka merasa lega karena ada org yg sama bodohnya dengan mereka yg berhasil nerbitin sebuah novel.
SEBENARNYA YG KITA BUTUHKAN ADALAH MENGETAHUI KALAU KITA BUKAN SATU-SATUNYA ORANG BODOH YANG HIDUP DI DUNIA.
DAN WAKTU KECIL EINSTEIN ADALAH AUTIS, BILL GATES DITOLAK HARVARD, THOMAS ALFA EDISON KESULITAN MENGEJA DAN J.K. ROWLING MULAI MENULIS DI USIA TUA DAN DI ATAS SELEMBAR TISSUE KARENA DIA TIDAK PUNYA UANG.
SESUATU YG BESAR TIDAK AKAN MENJADI BESAR KALAU KITA TERLALU TAKUT UNTUK MEMULAINYA.... riri sardjono.
Gw kebagian ngisi acara jumpa penulis. Maksudnya, peserta sekolah menulis ketemu sama penulis utk tukar pikiran.
Krn gw datang kepagian (harusnya session jumpa penulis jam 1 siang, tp jam 12 gw udah datang), akhirnya gw sempat nyimak sedikit sisa kegiatan sekolah menulis yg diadain dari pagi sekitar jam 9. Dan...
Gw bingung!
Kenapa juga gue yg diundang??? Apa penulis lain yg jam terbangnya udah tinggi kebetulan gak ada yg bisa datang dan akhirnya dgn terpaksa gw yg diundang dgn catatan drpd gak ada penulis yg datang??
Kenapa gw bingung?
Krn, para peserta pasti butuh masukan dr mereka yg udah sangat berpengalaman menulis dan bisa dikategorikan hebat. Sementara gue merasa kalo pengalaman gw dlm bidang tulis menulis yg sangat minim ini gak cukup utk memberi masukan pada mereka.
So,
ketika pada akhirnya waktu gue untuk maju ke depan podium tiba..., gue bingung mesti ngomong apa. Gue liat satu persatu wajah para peserta. Cuma satu yg kesan yang bisa gue tangkap : mereka sama bingungnya sama gue!
Finally gw tau kenapa gue harus bicara hari itu. Krn, gue bisa bercerita apa yg gue alami sebagai penulis baru. Gw gak lebih hebat dari mereka, gw gak lebih berpengalaman dari mereka, gw gak lebih tau dari mereka, dan satu yg pasti... gw gak lebih terkenal dari mereka.
So,
gw cuma bilang sama mereka : "Elo gak akan tau apa elo termasuk penulis yg baik atau buruk kalo elo gak pernah nyoba nulis. Jadi, mulailah menulis dan lupakan semua teori tentang bagaimana cara menulis yg baik dan benar."
Wajah mereka mulai santai dan mereka mulai tertawa.
Satu peserta pria bertanya sama gw, "Kalo kita udah coba menulis dan hasilnya buruk, kita coba lagi dan tetap buruk, apakah di titik itu kita harus menyadari kalau menulis adalah sebuah bakat dan kita tidak berbakat?"
Gw jawab : "Itu hak lo utk menilai diri lo. Tapi satu yg pasti, elo pasti akan menyesal kalo nggak mencoba."
Peserta pria yg lain bertanya, "Gw suka menulis dan pingin jadi penulis. Tapi setiap kali gue duduk di depan komputer or kertas kosong dan mau mulai menulis, gue merasa blank. Apa yg mesti gue lakuin?"
Gw jawab : "Mulai menulis walaupun itu cuma satu kata."
Peserta wanita bertanya, "Waktu elo dulu nulis marriagable, apa elo bikin plot tulisan?"
Gw jawab : "Nggak. Krn gw gak tau gimana caranya bikin plot."
Peserta wanita lain bertanya, "Karakter Flory yg elo bikin sangat kuat. Gimana caranya bisa bikin karakter sekuat itu?"
Gw jawab : "Karena sebagian dari Flory adalah gue."
Peserta pria bertanya, "Judul marriagable itu unik. Gimana caranya elo bisa bikin judul yg unik?"
Gw jawab : "Itu usul editor gw. Tadinya gw bikin judul 'Flory'. Tp menurut editor gw, judul itu kurang menjual."
Peserta wanita bertanya, "Banyak istilah dan joke yg elo buat sangat unik dan segar. Contohnya, elo bikin analogi rahim perempuan dengan susu ultra yg punya expired date dan sperma laki-laki dengan wine. Gimana caranya bisa bikin seperti itu?"
Gw jawab : "Bergaul. Punya banyak teman, baca banyak buku, nonton banyak film, dengerin banyak musik dan jangan lupa... baca tabloid dan nonton infotainment."
Peserta pria bertanya, "Sebagai langkah awal utk jadi novelis atau penulis, apa yg harus gue lakuin?"
Gw jawab : "Menulis."
Semua peserta tertawa. Mungkin jawaban gw gak cukup memberi pencerahan utk kebingungan mereka. Tapi satu yg pasti, mereka merasa lega karena ada org yg sama bodohnya dengan mereka yg berhasil nerbitin sebuah novel.
SEBENARNYA YG KITA BUTUHKAN ADALAH MENGETAHUI KALAU KITA BUKAN SATU-SATUNYA ORANG BODOH YANG HIDUP DI DUNIA.
DAN WAKTU KECIL EINSTEIN ADALAH AUTIS, BILL GATES DITOLAK HARVARD, THOMAS ALFA EDISON KESULITAN MENGEJA DAN J.K. ROWLING MULAI MENULIS DI USIA TUA DAN DI ATAS SELEMBAR TISSUE KARENA DIA TIDAK PUNYA UANG.
SESUATU YG BESAR TIDAK AKAN MENJADI BESAR KALAU KITA TERLALU TAKUT UNTUK MEMULAINYA.... riri sardjono.